Saturday, July 11, 2015



Musim 2014/2015 memang sudah berakhir, meski mengalami musim yang hampir fantastis (hampir juara) di 2013-2014, namun nyatanya Liverpool harus gigit jari di musim 2014/2015. Gelontoran dana yang berlimpah, belanja pemain yang banyak namun terkesan hanya menghambur-hamburkan uang, ditambah lagi dilepasnya beberapa pemain inti sepeti Daniel Agger dan Luis Suarez tentu semakin menambah derita bagi Liverpool yang nyatanya hanya mampu finish diposisi 6 hasil dari 18 kemenangan, 8 seri, dan 12 kekalahan. Padahal dimusim sebelumnya, mereka adalah kandidat terkuat juara, sebelum akhirnya tergelincir diakhir musim dan merelakan piala jatuh ketangan Manchester City. Seperti tidak ingin jatuh ke lubang yang sama, Rodgers kini lebih bijak dalam hal belanja pemain (setidaknya sampai saat ini), langkah besar juga diambil dengan memecat beberapa staff kepelatihan diantaranya sang asisten, Collin Pascoe. Sampai artikel ini dibuat, Liverpool sudah mendatangkan total 6 pemain, diantaranya James Milner, Danny Ings, Adam Bogdan, Joe Gomez, Roberto Firmino, dan Nathaniel Clyne. Dari sejumlah pemain tersebut, saya akan coba menggambarkan apa yang (mungkin) seharusnya Rodgers lakukan. 

Sebelum saya melanjutkan, saya akan mengingatkan bahwa apa yang saya tulis hanya sebuah prediksi dari seorang fans yang ingin klub kesayangannya jadi lebih baik. Soal benar atau tepatnya, kembali kita serahkan kepada Rodgers :D 

Pakem 3 bek yang musim kemarin kerap kali diperagakan Rodgers sepertinya masih memiliki kelemahan, bahkan terlihat jelas saat kekalahan melawan MU di Anfield. Walau mungkin hal tersebut tak lepas dari kartu merah gerrard yang super cepat diawal babak kedua, namun Liverpool tetap kalah dari segi taktik dan formasi (setidaknya itu pendapat saya).

Setidaknya dengan skuad yang dimiliki sekarang, Rodgers kemungkinan dan memungkinkan untuk memakai pattern 4 bek sejajar, dengan full back yang diplot tidak hanya bertahan tetapi juga membantu serangan dengan overlap. Lalu dengan 3 pemain tengah dengan 3 tipe yang berbeda pula. Tipe pertama yaitu pemain yang mampu membaca aliran serangan lawan, memutus operan lawan, dan memfilter serangan lawan sejak dari lini tengah, mengatur ritme dan tempo pertandingan, serta melihat celah operan.Tipe yang kedua adalah pemain yang memiliki mobilitas dan daya jelajah yang tinggi, memiliki pembacaan situasi yang baik, mampu bertahan tetapi juga mampu membantu penyerangan, dan memiliki stamina serta endurance yang baik karena tugasnya adalah sebagai penyambung lini tengah dan depan. Tipe yang terakhir adalah pemain tipikal nomor 10, seorang kreator, game maker, memiliki kreatifitas tinggi, killer pass, dan long shoot yang baik ketika dibutuhkan, mampu membaca situasi, dan tahu kapan harus melakukan sesuatu. Dan 3 pemain depan dengan kemampuan finishing dan akurasi umpan yang sama baiknya, juga kemampuan control dan pembacaan situasi. Kira-kira gambaran formasinya seperti gambar berikut.


Berdasarkan formasi diatas, saya akan mencoba menggambarkan pemain serta posisi dan fungsinya masing-masing, serta skema yang memungkinkan untuk dilakukan. Mari sejenak kita simak, jangan lupa siapkan kopinya hehehehe.

Goal Keeper
Musim kemarin praktis menjadi milik simon mignolet. Meski memiliki seorang Brad Jones sebagai pelapis, namun Rodgers tetap mempercayakan posisi kiper utama kepada Mignolet. Pertimbangan kualitas yang agaknya sedikit jauh menjadi pertimbangan Rodgers untuk mempercayakan si nomor 1 kepada Mignolet. “Beda dulu, beda sekarang”, setidaknya itu ungkapan yang tepat untuk menggambarkan posisi Mignolet sekarang. Kehadiran Adam Bogdan tentu menjadi pilihan yang cukup realistis bagi Rodgers untuk melakukan rotasi. Terlebih lagi penampilan Adam Bogdan musim lalu bersama Bolton cukup menjanjikan. Bogdan bahkan sudah mengatakan bahwa dia akan berusaha untuk mendapatkan posisi sebagai kiper utama Liverpool. Sebuah sinyal bagi Mignolet untuk berhati-hati, jika kehilangan konsistensi bukan tidak mungkin posisinya akan digantikan oleh Bogdan.

Defender
Saya akan bahas posisi 2 central defender terlebih dahulu. Dengan pola permainan pass and move, Rodgers harus memiliki seorang central defender yang mampu mengontrol permainan mulai dari garis pertahanan, piawai melepaskan umpan jauh maupun umpan terobosan. Sebenarnya yang terbaik mengisi pos ini adalah seorang Daniel Agger. Agger mampu mengalirkan dan mengontrol permainan dari lini pertahanan. Tapi lupakan sang mantan karena dia sudah tidak disini lagi :D

Dari skuad yang ada saat ini, setidaknya Sakho bisa mengisi pos ini. Sakho memiliki keeping ball yang cukup baik dan cukup tenang ketika mengontrol permainan dari lini belakang. Satu yang menarik perhatian saya adalah pembelian seorang Joe Gomez. Nyaris tidak ada yang pernah mendengar namanya sebelum bergabung dengan Liverpool. Tetapi bagian yang menarik adalah statistiknya. Gomez memiliki statistik passing complete 69% dari 21 kali penampilannya bersama Charlton musim lalu. Dan bagian paling menarik adalah 73% dari total passingnya atau sekitar 489 kali adalah forward passing. Bisa diartikan bahwa Gomez punya kemampuan passing yang cukup baik untuk ukuran pemain belakang. Mungkin ini alasan Rodgers merekrutnya, untuk melengkapi puzzle yang hilang dari kepergian Daniel Agger (mungkin, karena saya pun belum pernah melihat langsung permainan Gomez). 

Berikutnya adalah Martin Skrtel, Skrtel akan memastikan 1 tempat utama disini. Kepiawaiannya menjadi seorang stopper sangat dibutuhkan Liverpool musim depan, dengan permainan konsisten saya yakin Skrtel akan memastikan 1 tempat disini.

Beralih ke dua full back, sisi kanan kemungkinan besar akan diisi oleh Clyne. Performanya bersama Southampton musim lalu menjadi jaminan bahwa Clyne akan menjadi kandidat terkuat disisi kanan pertahanan Liverpool. Terlebih lagi kepergian Yang Mulia Glen Johnson yang kontraknya tidak diperpanjang semakin menasbihkan Clyne menjadi pilihan utama Rodgers musim depan. 


Lalu disisi kiri kemungkinan akan diisi oleh Alberto Moreno. Penampilan perdana Moreno bagi Liverpool musim lalu saya rasa cukup baik. Meski saya melihat Flannagan lebih baik saat mengisi pos ini, namun cedera panjangnya membuat Rodgers harus berpikir cepat. Dan saya rasa Moreno pantas mengisi posisi ini (setidaknya selama Flannagan masih cedera).

Midfielder
Disinilah pusat, inti, dan otak dari permainan Liverpool. Seperti yang saya jelaskan diatas, bahwa dibutuhkan 3 tipe gelandang untuk lini tengah Liverpool. Tipe pertama yaitu pemain yang mampu membaca aliran serangan lawan, memutus operan lawan, dan memfilter serangan lawan sejak dari lini tengah, mengatur ritme dan tempo pertandingan, serta melihat celah operan. Saya akan memilih Lucas ada diposisi ini. Lucas piawai dalam membaca dan memutus serangan lawan. Dan beruntunglah Liverpool karena mimiliki 2 nama yang sama baiknya diposisi ini, Lucas dan Emre Can. Inilah posisi asli Can (bukan centre back hehehe). Can punya kemampuan Aerial Duel, Passing, dan Reading the game  yang cukup baik, terlihat peran sentralnya di timnas Jerman U-21, ketika Can dimainkan diposisi aslinya (bukan centre back hehehe). 

Tipe yang kedua adalah pemain yang memiliki mobilitas dan daya jelajah yang tinggi, memiliki pembacaan situasi yang baik, mampu bertahan tetapi juga mampu membantu penyerangan, dan memiliki stamina serta endurance yang baik karena tugasnya adalah sebagai penyambung lini tengah dan depan. Tidak diragukan lagi dari penjelasan tersebut pastilah mengerucut kepada satu nama, Jordan Henderson. Kontribusinya bagi lini serang dan pertahanan Liverpool sangat besar, stamina serta ketahanannya tidak diragukan lagi meski harus bermain 90 menit. Wajar jika para kopites memberikannya julukan The Engine, karena memang seperti itulah peran Henderson di lini tengah Liverpool. Wajar jika akhirnya ia didaulat oleh Rodgers sebagai pemegang ban kapten Liverpool sepeninggal Gerrard. Saya sudah pernah menulis kontribusinya dalam artikel “Pengganti Sang Legenda”.


Tipe yang terakhir adalah pemain tipikal nomor 10, seorang kreator, game maker, memiliki kreatifitas tinggi, killer pass, dan long shoot yang baik ketika dibutuhkan, mampu membaca situasi, dan tahu kapan harus melakukan sesuatu. Saya rasa nama James Milner cocok berada diposisi ini. Kenapa bukan Coutinho ??? tenang, Coutinho punya perannya sendiri nanti J. Milner punya statistik cukup bagus dalam hal ini. Pola permainan City yang menggunakan operan-operan pendek, sepertinya akan memudahkan Milner untuk berkontribusi di Liverpool musim depan. Total dari 32 penampilannya bersama City musim lalu, Milner telah mencatatkan 5 gol dan 7 assist, dengan akurasi umpan rata-rata 79%, dan 45 key pass. Statistik yang cukup bagus, mengingat Milner lebih sering tampil dari bangku cadangan ketimbang sebagai starting line up. Yang menarik dari Milner adalah kemampuannya bermain di segala posisi di lini tengah, sebuah opsi yang sangat baik bagi Rodgers musim depan. Milner juga memiliki kemampuan passing yang bagus, kemampuan long shoot yang cukup akurat, dan mumpuni dalam melakukan set pieces.

Forward
Dibagian ini, saya akan coba membagi forward menjadi 2 tipe. Tipe pertama adalah trequartista. Secara bahasa trequartista berarti tiga perempat. Maksudnya adalah posisi pemain yang berada di tiga perempat lapangan dari garis gawang lawan. Trequartista sendiri bukan seorang penyerang, bukan juga seorang gelandang, tetapi ia adalah keduanya. Seorang trequartista memiliki kemampuan pengendalian permainan sebaik playmaker, dribbling dan pergerakan tanpa bola yang sebaik deeplying forward, datang dari second line bagaikan inside forward, bahkan mempunyai finishing sebaik target man. Intinya trequartista adalah seorang pemain dengan tingkat kejeniusan diatas rata-rata, yang memiliki kemampuan drible, passing, off the ball, dan finishing yang sama baiknya.

Meski terlihat trequartista seperti menjemput bola, namun sebenarnya ia menunggu di tiga perempat lapangan untuk memulai kejeniusannya dari sana. Seorang trequartista tidak akan menahan bola dan menunggu cover dari rekan setimnya, karena dia memiliki kemampuan untuk duel satu lawan satu, melakukan operan ke rekan strikernya atau mengeksekusi sendiri dan mengkonversikannya menjadi gol. Peran ini sepenuhnya akan menjadi milik Coutinho. Bisa dipastikan bahwa apa yang saya jabarkan diatas benar-benar cerminan dari diri Coutinho. Coutinho punya kemampuan sebagai playmaker, dribbling dan pergerakan tanpa bola yang bisa saya katakan diatas rata-rata, dan memiliki akurasi shooting yang cukup baik. Satu orang lagi yang bisa bermain diposisi ini adalah Roberto Firmino. Berkah tersendiri bagi Liverpool karena mendapatkan seorang Firmino. Duet Firmino dan Coutinho bisa menjadi senjata mematikan bagi Liverpool, terlebih lagi keduanya dari Negara yang sama yaitu Brazil, dan pada gelaran Copa America lalu mereka pun bermain bersama, sehingga sudah cukup terjalin chemistry yang baik antara Firmino dan Coutinho. Seperti yang sering saya katakan, kini Liverpool seperti memiliki duet Tsubasa dan Misaki di lini depan.


Rodgers kemungkinan akan memastikan 1 nama diposisi ujung tombak Liverpool, Daniel Sturridge. Kemampuan Stu dalam hal finishing dan pergerakan memang sudah tidak diragukan. Duetnya bersama Suarez di musim 2013-2014 menjadi bukti sahih bahwa Stu adalah penyerang tajam. Namun saying Stu kerap kali diterpa cedera. Bahkan kemungkinan besar ia akan absen diawal musim akibat cedera, dan kemungkinan baru bisa memperkuat Liverpool pada bulan September 2015. Kekosongan posisi Stu kemungkinan akan diisi oleh Origi atau Ings. Kedua pemain ini punya cara bermain yang mirip dengan Stu, tidak malas bergerak, pergerakan tanpa bola yang baik, dan finishing yang cukup baik.

Kelebihan dari Origi dan Ings adalah konversi gol mereka antara kaki kanan dan kiri hampir sama. Bisa dikatakan bahwa Origi dan Ings punya kemampuan kaki kanan dan kiri yang sama baiknya, sehingga memperbesar kemungkinan untuk melakukan shooting baik dari sisi kanan, tengah, maupun kiri. Tercatat di musim 2014-2015, Ings mencetak 4 gol dengan kaki kanan, dan 3 gol dengan kaki kiri dari total 11 gol yang ia lesakkan. Sedangkan Origi mencetak 4 gol dengan kaki kanan, dan 3 gol dengan kaki kiri dari total 8 gol yang ia lesakkan. Meski memiliki jumlah gol yang sama dengan kedua kakinya, namun Ings punya kelebihan dalam heading. Tercatat 4 gol Ings lahir dari sundulan kepalanya, sedangkan Origi hanya 1 gol. Ditambah lagi Ings sudah berpengalaman merasakan atmosfir Liga Inggris. Sehingga saya lebih memilih Ings untuk mengisi pos yang ditinggalkan Sturridge. 

Dari hasil analisa di atas, kemungkinan formasi Liverpool untuk musim 2015/2016 adalah sebagai berikut.


Sekali lagi saya katakan ini hanyalah analisa. Seluruh taktik dan strategi adalah mutlak keputusan Rodgers. Tetapi untuk saat ini, menurut saya inilah yang terbaik bagi Liverpool.


Penulis : Putra Nugraha
Twitter : @putraworld


Prediksi Formasi Liverpool Musim 2015/2016



Musim 2014/2015 memang sudah berakhir, meski mengalami musim yang hampir fantastis (hampir juara) di 2013-2014, namun nyatanya Liverpool harus gigit jari di musim 2014/2015. Gelontoran dana yang berlimpah, belanja pemain yang banyak namun terkesan hanya menghambur-hamburkan uang, ditambah lagi dilepasnya beberapa pemain inti sepeti Daniel Agger dan Luis Suarez tentu semakin menambah derita bagi Liverpool yang nyatanya hanya mampu finish diposisi 6 hasil dari 18 kemenangan, 8 seri, dan 12 kekalahan. Padahal dimusim sebelumnya, mereka adalah kandidat terkuat juara, sebelum akhirnya tergelincir diakhir musim dan merelakan piala jatuh ketangan Manchester City. Seperti tidak ingin jatuh ke lubang yang sama, Rodgers kini lebih bijak dalam hal belanja pemain (setidaknya sampai saat ini), langkah besar juga diambil dengan memecat beberapa staff kepelatihan diantaranya sang asisten, Collin Pascoe. Sampai artikel ini dibuat, Liverpool sudah mendatangkan total 6 pemain, diantaranya James Milner, Danny Ings, Adam Bogdan, Joe Gomez, Roberto Firmino, dan Nathaniel Clyne. Dari sejumlah pemain tersebut, saya akan coba menggambarkan apa yang (mungkin) seharusnya Rodgers lakukan. 

Sebelum saya melanjutkan, saya akan mengingatkan bahwa apa yang saya tulis hanya sebuah prediksi dari seorang fans yang ingin klub kesayangannya jadi lebih baik. Soal benar atau tepatnya, kembali kita serahkan kepada Rodgers :D 

Pakem 3 bek yang musim kemarin kerap kali diperagakan Rodgers sepertinya masih memiliki kelemahan, bahkan terlihat jelas saat kekalahan melawan MU di Anfield. Walau mungkin hal tersebut tak lepas dari kartu merah gerrard yang super cepat diawal babak kedua, namun Liverpool tetap kalah dari segi taktik dan formasi (setidaknya itu pendapat saya).

Setidaknya dengan skuad yang dimiliki sekarang, Rodgers kemungkinan dan memungkinkan untuk memakai pattern 4 bek sejajar, dengan full back yang diplot tidak hanya bertahan tetapi juga membantu serangan dengan overlap. Lalu dengan 3 pemain tengah dengan 3 tipe yang berbeda pula. Tipe pertama yaitu pemain yang mampu membaca aliran serangan lawan, memutus operan lawan, dan memfilter serangan lawan sejak dari lini tengah, mengatur ritme dan tempo pertandingan, serta melihat celah operan.Tipe yang kedua adalah pemain yang memiliki mobilitas dan daya jelajah yang tinggi, memiliki pembacaan situasi yang baik, mampu bertahan tetapi juga mampu membantu penyerangan, dan memiliki stamina serta endurance yang baik karena tugasnya adalah sebagai penyambung lini tengah dan depan. Tipe yang terakhir adalah pemain tipikal nomor 10, seorang kreator, game maker, memiliki kreatifitas tinggi, killer pass, dan long shoot yang baik ketika dibutuhkan, mampu membaca situasi, dan tahu kapan harus melakukan sesuatu. Dan 3 pemain depan dengan kemampuan finishing dan akurasi umpan yang sama baiknya, juga kemampuan control dan pembacaan situasi. Kira-kira gambaran formasinya seperti gambar berikut.


Berdasarkan formasi diatas, saya akan mencoba menggambarkan pemain serta posisi dan fungsinya masing-masing, serta skema yang memungkinkan untuk dilakukan. Mari sejenak kita simak, jangan lupa siapkan kopinya hehehehe.

Goal Keeper
Musim kemarin praktis menjadi milik simon mignolet. Meski memiliki seorang Brad Jones sebagai pelapis, namun Rodgers tetap mempercayakan posisi kiper utama kepada Mignolet. Pertimbangan kualitas yang agaknya sedikit jauh menjadi pertimbangan Rodgers untuk mempercayakan si nomor 1 kepada Mignolet. “Beda dulu, beda sekarang”, setidaknya itu ungkapan yang tepat untuk menggambarkan posisi Mignolet sekarang. Kehadiran Adam Bogdan tentu menjadi pilihan yang cukup realistis bagi Rodgers untuk melakukan rotasi. Terlebih lagi penampilan Adam Bogdan musim lalu bersama Bolton cukup menjanjikan. Bogdan bahkan sudah mengatakan bahwa dia akan berusaha untuk mendapatkan posisi sebagai kiper utama Liverpool. Sebuah sinyal bagi Mignolet untuk berhati-hati, jika kehilangan konsistensi bukan tidak mungkin posisinya akan digantikan oleh Bogdan.

Defender
Saya akan bahas posisi 2 central defender terlebih dahulu. Dengan pola permainan pass and move, Rodgers harus memiliki seorang central defender yang mampu mengontrol permainan mulai dari garis pertahanan, piawai melepaskan umpan jauh maupun umpan terobosan. Sebenarnya yang terbaik mengisi pos ini adalah seorang Daniel Agger. Agger mampu mengalirkan dan mengontrol permainan dari lini pertahanan. Tapi lupakan sang mantan karena dia sudah tidak disini lagi :D

Dari skuad yang ada saat ini, setidaknya Sakho bisa mengisi pos ini. Sakho memiliki keeping ball yang cukup baik dan cukup tenang ketika mengontrol permainan dari lini belakang. Satu yang menarik perhatian saya adalah pembelian seorang Joe Gomez. Nyaris tidak ada yang pernah mendengar namanya sebelum bergabung dengan Liverpool. Tetapi bagian yang menarik adalah statistiknya. Gomez memiliki statistik passing complete 69% dari 21 kali penampilannya bersama Charlton musim lalu. Dan bagian paling menarik adalah 73% dari total passingnya atau sekitar 489 kali adalah forward passing. Bisa diartikan bahwa Gomez punya kemampuan passing yang cukup baik untuk ukuran pemain belakang. Mungkin ini alasan Rodgers merekrutnya, untuk melengkapi puzzle yang hilang dari kepergian Daniel Agger (mungkin, karena saya pun belum pernah melihat langsung permainan Gomez). 

Berikutnya adalah Martin Skrtel, Skrtel akan memastikan 1 tempat utama disini. Kepiawaiannya menjadi seorang stopper sangat dibutuhkan Liverpool musim depan, dengan permainan konsisten saya yakin Skrtel akan memastikan 1 tempat disini.

Beralih ke dua full back, sisi kanan kemungkinan besar akan diisi oleh Clyne. Performanya bersama Southampton musim lalu menjadi jaminan bahwa Clyne akan menjadi kandidat terkuat disisi kanan pertahanan Liverpool. Terlebih lagi kepergian Yang Mulia Glen Johnson yang kontraknya tidak diperpanjang semakin menasbihkan Clyne menjadi pilihan utama Rodgers musim depan. 


Lalu disisi kiri kemungkinan akan diisi oleh Alberto Moreno. Penampilan perdana Moreno bagi Liverpool musim lalu saya rasa cukup baik. Meski saya melihat Flannagan lebih baik saat mengisi pos ini, namun cedera panjangnya membuat Rodgers harus berpikir cepat. Dan saya rasa Moreno pantas mengisi posisi ini (setidaknya selama Flannagan masih cedera).

Midfielder
Disinilah pusat, inti, dan otak dari permainan Liverpool. Seperti yang saya jelaskan diatas, bahwa dibutuhkan 3 tipe gelandang untuk lini tengah Liverpool. Tipe pertama yaitu pemain yang mampu membaca aliran serangan lawan, memutus operan lawan, dan memfilter serangan lawan sejak dari lini tengah, mengatur ritme dan tempo pertandingan, serta melihat celah operan. Saya akan memilih Lucas ada diposisi ini. Lucas piawai dalam membaca dan memutus serangan lawan. Dan beruntunglah Liverpool karena mimiliki 2 nama yang sama baiknya diposisi ini, Lucas dan Emre Can. Inilah posisi asli Can (bukan centre back hehehe). Can punya kemampuan Aerial Duel, Passing, dan Reading the game  yang cukup baik, terlihat peran sentralnya di timnas Jerman U-21, ketika Can dimainkan diposisi aslinya (bukan centre back hehehe). 

Tipe yang kedua adalah pemain yang memiliki mobilitas dan daya jelajah yang tinggi, memiliki pembacaan situasi yang baik, mampu bertahan tetapi juga mampu membantu penyerangan, dan memiliki stamina serta endurance yang baik karena tugasnya adalah sebagai penyambung lini tengah dan depan. Tidak diragukan lagi dari penjelasan tersebut pastilah mengerucut kepada satu nama, Jordan Henderson. Kontribusinya bagi lini serang dan pertahanan Liverpool sangat besar, stamina serta ketahanannya tidak diragukan lagi meski harus bermain 90 menit. Wajar jika para kopites memberikannya julukan The Engine, karena memang seperti itulah peran Henderson di lini tengah Liverpool. Wajar jika akhirnya ia didaulat oleh Rodgers sebagai pemegang ban kapten Liverpool sepeninggal Gerrard. Saya sudah pernah menulis kontribusinya dalam artikel “Pengganti Sang Legenda”.


Tipe yang terakhir adalah pemain tipikal nomor 10, seorang kreator, game maker, memiliki kreatifitas tinggi, killer pass, dan long shoot yang baik ketika dibutuhkan, mampu membaca situasi, dan tahu kapan harus melakukan sesuatu. Saya rasa nama James Milner cocok berada diposisi ini. Kenapa bukan Coutinho ??? tenang, Coutinho punya perannya sendiri nanti J. Milner punya statistik cukup bagus dalam hal ini. Pola permainan City yang menggunakan operan-operan pendek, sepertinya akan memudahkan Milner untuk berkontribusi di Liverpool musim depan. Total dari 32 penampilannya bersama City musim lalu, Milner telah mencatatkan 5 gol dan 7 assist, dengan akurasi umpan rata-rata 79%, dan 45 key pass. Statistik yang cukup bagus, mengingat Milner lebih sering tampil dari bangku cadangan ketimbang sebagai starting line up. Yang menarik dari Milner adalah kemampuannya bermain di segala posisi di lini tengah, sebuah opsi yang sangat baik bagi Rodgers musim depan. Milner juga memiliki kemampuan passing yang bagus, kemampuan long shoot yang cukup akurat, dan mumpuni dalam melakukan set pieces.

Forward
Dibagian ini, saya akan coba membagi forward menjadi 2 tipe. Tipe pertama adalah trequartista. Secara bahasa trequartista berarti tiga perempat. Maksudnya adalah posisi pemain yang berada di tiga perempat lapangan dari garis gawang lawan. Trequartista sendiri bukan seorang penyerang, bukan juga seorang gelandang, tetapi ia adalah keduanya. Seorang trequartista memiliki kemampuan pengendalian permainan sebaik playmaker, dribbling dan pergerakan tanpa bola yang sebaik deeplying forward, datang dari second line bagaikan inside forward, bahkan mempunyai finishing sebaik target man. Intinya trequartista adalah seorang pemain dengan tingkat kejeniusan diatas rata-rata, yang memiliki kemampuan drible, passing, off the ball, dan finishing yang sama baiknya.

Meski terlihat trequartista seperti menjemput bola, namun sebenarnya ia menunggu di tiga perempat lapangan untuk memulai kejeniusannya dari sana. Seorang trequartista tidak akan menahan bola dan menunggu cover dari rekan setimnya, karena dia memiliki kemampuan untuk duel satu lawan satu, melakukan operan ke rekan strikernya atau mengeksekusi sendiri dan mengkonversikannya menjadi gol. Peran ini sepenuhnya akan menjadi milik Coutinho. Bisa dipastikan bahwa apa yang saya jabarkan diatas benar-benar cerminan dari diri Coutinho. Coutinho punya kemampuan sebagai playmaker, dribbling dan pergerakan tanpa bola yang bisa saya katakan diatas rata-rata, dan memiliki akurasi shooting yang cukup baik. Satu orang lagi yang bisa bermain diposisi ini adalah Roberto Firmino. Berkah tersendiri bagi Liverpool karena mendapatkan seorang Firmino. Duet Firmino dan Coutinho bisa menjadi senjata mematikan bagi Liverpool, terlebih lagi keduanya dari Negara yang sama yaitu Brazil, dan pada gelaran Copa America lalu mereka pun bermain bersama, sehingga sudah cukup terjalin chemistry yang baik antara Firmino dan Coutinho. Seperti yang sering saya katakan, kini Liverpool seperti memiliki duet Tsubasa dan Misaki di lini depan.


Rodgers kemungkinan akan memastikan 1 nama diposisi ujung tombak Liverpool, Daniel Sturridge. Kemampuan Stu dalam hal finishing dan pergerakan memang sudah tidak diragukan. Duetnya bersama Suarez di musim 2013-2014 menjadi bukti sahih bahwa Stu adalah penyerang tajam. Namun saying Stu kerap kali diterpa cedera. Bahkan kemungkinan besar ia akan absen diawal musim akibat cedera, dan kemungkinan baru bisa memperkuat Liverpool pada bulan September 2015. Kekosongan posisi Stu kemungkinan akan diisi oleh Origi atau Ings. Kedua pemain ini punya cara bermain yang mirip dengan Stu, tidak malas bergerak, pergerakan tanpa bola yang baik, dan finishing yang cukup baik.

Kelebihan dari Origi dan Ings adalah konversi gol mereka antara kaki kanan dan kiri hampir sama. Bisa dikatakan bahwa Origi dan Ings punya kemampuan kaki kanan dan kiri yang sama baiknya, sehingga memperbesar kemungkinan untuk melakukan shooting baik dari sisi kanan, tengah, maupun kiri. Tercatat di musim 2014-2015, Ings mencetak 4 gol dengan kaki kanan, dan 3 gol dengan kaki kiri dari total 11 gol yang ia lesakkan. Sedangkan Origi mencetak 4 gol dengan kaki kanan, dan 3 gol dengan kaki kiri dari total 8 gol yang ia lesakkan. Meski memiliki jumlah gol yang sama dengan kedua kakinya, namun Ings punya kelebihan dalam heading. Tercatat 4 gol Ings lahir dari sundulan kepalanya, sedangkan Origi hanya 1 gol. Ditambah lagi Ings sudah berpengalaman merasakan atmosfir Liga Inggris. Sehingga saya lebih memilih Ings untuk mengisi pos yang ditinggalkan Sturridge. 

Dari hasil analisa di atas, kemungkinan formasi Liverpool untuk musim 2015/2016 adalah sebagai berikut.


Sekali lagi saya katakan ini hanyalah analisa. Seluruh taktik dan strategi adalah mutlak keputusan Rodgers. Tetapi untuk saat ini, menurut saya inilah yang terbaik bagi Liverpool.


Penulis : Putra Nugraha
Twitter : @putraworld


Monday, July 6, 2015


“Gooallll !!!!, Jordan Henderson’s magnificent goal !!!”. Setidaknya seperti itulah kira-kira komentar yang saya dengar dari komentator via streaming saat nonton bareng Liverpool vs Man. City 1 Maret 2015 lalu. Gol pembuka yang cukup mengejutkan Anfield saat itu, sepakan curling yang indah nan terukur menghujam gawang yang dikawal oleh Joe Hart, yang notabene adalah kiper nomor wahid di Timnas Inggris saat ini. Gol pembuka yang begitu sangat spesial bagi publik Anfield dan para pecinta Liverpool di seluruh dunia. Bisa anda bayangkan euforia Anfield Stadium saat itu, bahkan kami yang hanya nonton bareng via streaming di salah satu tempat futsal di Bekasi saja merasakan kegembiraan yang luar biasa bukan main rasanya. Gol yang luar biasa juga pastinya untuk seorang Henderson, melawan salah satu rival Liverpool, dan mencetak gol dengan ban kapten yang disematkan di lengannya pasti luar biasa rasanya. Ya, Henderson mengkapteni Liverpool saat itu, bahkan dia sudah resmi ditunjuk menjadi wakil kapten Liverpool sebelum EPL musim 2014-2015 dimulai menggantikan Daniel Agger yang hengkang diawal musim. Tidak banyak yang menyangka jika pemuda yang lahir di Sunderland pada 17 Juni 1990 ini menjadi salah satu pemain yang diandalkan lini tengah Liverpool saat ini, bahkan menjadi wakil dari seorang Steven Gerrard, sang legenda Liverpool.


Didatangkan dari Sunderland 8 Juni 2011 silam, Henderson langsung memakai nomor punggung 14 yang sebelumnya dipakai oleh Milan Jovanovic, dan nomor punggung yang pernah dipakai oleh pemain yang dinilai sebagai teman duet terbaik Steven Gerrard di lini tengah Liverpool, Xabi Alonso. Ekspektasi yang tinggi pun hinggap dipundaknya saat itu. Namun awal karir yang berat dirasakan pemuda ini, mulai dari pendapat orang-orang yang menilai harga transfernya terlalu mahal untuk pemuda 21 tahun saat itu, performa yang jauh dari harapan, dan lainnya. Ferguson yang sempat meminatinya saat masih di Sunderland pun mengurungkan niatnya. Ferguson menilai gaya berlari Hendo (sapaan Henderson) akan menimbulkan banyak masalah cedera baginya di masa depan. Bahkan Henderson pun dibukakan pintu keluar dari Anfield saat Brendan Rodger mengambil alih kursi kepelatihan Liverpool. Namun semua itu tak menyurutkan semangat Henderson untuk membuktikan dirinya, membuktikan bahwa ia layak berada di salah satu klub tersukses di Liga Inggris dan layak memakai nomor punggung 14 peninggalan seorang Xabi Alonso.

Gaya bermain tanpa kenal lelah, mengkreasikan serangan, dan membantu pertahanan menjadi ciri yang ditunjukkan Henderson di lapangan. Kemampuannya sebagai Box to Box Midfielder (pemain tengah yang berperan untuk melakukan skema serangan sekaligus membantu pertahanan) benar-benar menjadi roh lini tengah Liverpool. Bermain 37 kali, 36 kali menjadi starting line up, 1 kali masuk sebagai pemain pengganti, dan tak pernah sekalipun digantikan selama musim 2014-2015 sudah menjadi gambaran betapa pentingnya sosok Henderson bagi Liverpool. Bermain menjadi starter 36 kali dan tak pernah digantikan oleh pemain pengganti, gambaran yang sangat jelas bahwa Henderson memiliki stamina yang sangat baik meskipun bermain penuh determinasi selama 90 menit. Kemampuannya dalam membantu dan mengkreasikan serangan Liverpool terlihat dari 6 gol, 9 asisst, dan 57 key pass yang dibuatnya selama musim 2014-2015.


Angka statistik yang menunjukkan bahwa Henderson benar-benar menjadi nafas lini tengah Liverpool saat ini, dan statistik yang berlawanan ketika musim pertamanya di Liverpool, tercatat 37 kali bermain tetapi hanya mencatatkan 2 gol dan 2 asisst. Meski piawai dalam menyerang, Henderson juga memiliki kemampuan bertahan yang cukup tangguh. Tercatat selama musim 2014-2015, Henderson melakukan 71 kali clearance, 32 kali intercept, dan 7 kali blocking. Peran yang sungguh luar biasa bagi lini tengah Liverpool di musim 2014-2015.

Henderson tak hanya berkontribusi luar biasa bagi lini serang, tetapi dia juga berkontribusi besar saat Liverpool dalam kondisi bertahan. Peran Box to Box Midfielder pun berhasil ia jalankan dengan sangat baik.  Musim yang telah menjawab berbagai kritikan tentang dirinya diawal karir kepindahannya ke Liverpool. Usaha dan kerja keras yang membuahkan hasil bagi Henderson, yang ingin membuktikan bahwa dia pantas bagi Liverpool. Kini Henderson pun sudah menjadi salah satu pilar lini tengah dari Timnas Inggris. Bahkan ia tampil bersama Timnas Inggris di Piala Dunia 2014 lalu.


Musim 2015-2016 memang belum bergulir, tetapi fans Liverpool tentu sudah tau bahwa musim depan Kapten kebanggaan mereka, Steven Gerrard sudah tak lagi bersama mereka. Gerrard memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya bersama Liverpool dan memilih untuk bergabung dengan LA Galaxy di MLS musim depan. Teka-teki tentang siapa pengganti Gerrard di lini tengah Liverpool, sekaligus menjadi Kapten tim sepertinya mulai menemukan titik terang. Brendan Rodgers yang bahkan sudah mempercayakannya menjadi wakil dari Steven Gerrard menggantikan Daniel Agger yang hengkang diawal musim, performa yang ditunjukkannya bagi lini tengah Liverpool di musim 2014-2015 sekaligus musim perdananya sebagai wakil kapten, bahkan Brendan Rodgers mengatakan, “Henderson adalah pemuda yang fantastis, ketika Steve (Steven Gerrard) tidak ada di lapangan, ia adalah pemimpin yang nyata bagi kami, tidak ada keraguan bahwa dia bisa menjadi kapten Liverpool”. Kini Henderson sudah memiliki prospek karir yang cerah di Liverpool, bahkan banyak yang menilai bahwa dialah “Pengganti Sang Legenda”. Kini yang perlu dia lakukan hanyalah bermain sebaik mungkin, mempertahankan dan meningkatkan peformanya, maka bukan tidak mungkin bahwa Henderson benar-benar jawaban dari hengkangnya sosok Steven Gerrard musim depan, sebagai kapten atau bahkan mungkin sebagai calon legenda berikutnya.



Ditulis oleh : Nugraha Eka Putra
Twitter penulis : @putraworld

Pengganti Sang Legenda


“Gooallll !!!!, Jordan Henderson’s magnificent goal !!!”. Setidaknya seperti itulah kira-kira komentar yang saya dengar dari komentator via streaming saat nonton bareng Liverpool vs Man. City 1 Maret 2015 lalu. Gol pembuka yang cukup mengejutkan Anfield saat itu, sepakan curling yang indah nan terukur menghujam gawang yang dikawal oleh Joe Hart, yang notabene adalah kiper nomor wahid di Timnas Inggris saat ini. Gol pembuka yang begitu sangat spesial bagi publik Anfield dan para pecinta Liverpool di seluruh dunia. Bisa anda bayangkan euforia Anfield Stadium saat itu, bahkan kami yang hanya nonton bareng via streaming di salah satu tempat futsal di Bekasi saja merasakan kegembiraan yang luar biasa bukan main rasanya. Gol yang luar biasa juga pastinya untuk seorang Henderson, melawan salah satu rival Liverpool, dan mencetak gol dengan ban kapten yang disematkan di lengannya pasti luar biasa rasanya. Ya, Henderson mengkapteni Liverpool saat itu, bahkan dia sudah resmi ditunjuk menjadi wakil kapten Liverpool sebelum EPL musim 2014-2015 dimulai menggantikan Daniel Agger yang hengkang diawal musim. Tidak banyak yang menyangka jika pemuda yang lahir di Sunderland pada 17 Juni 1990 ini menjadi salah satu pemain yang diandalkan lini tengah Liverpool saat ini, bahkan menjadi wakil dari seorang Steven Gerrard, sang legenda Liverpool.


Didatangkan dari Sunderland 8 Juni 2011 silam, Henderson langsung memakai nomor punggung 14 yang sebelumnya dipakai oleh Milan Jovanovic, dan nomor punggung yang pernah dipakai oleh pemain yang dinilai sebagai teman duet terbaik Steven Gerrard di lini tengah Liverpool, Xabi Alonso. Ekspektasi yang tinggi pun hinggap dipundaknya saat itu. Namun awal karir yang berat dirasakan pemuda ini, mulai dari pendapat orang-orang yang menilai harga transfernya terlalu mahal untuk pemuda 21 tahun saat itu, performa yang jauh dari harapan, dan lainnya. Ferguson yang sempat meminatinya saat masih di Sunderland pun mengurungkan niatnya. Ferguson menilai gaya berlari Hendo (sapaan Henderson) akan menimbulkan banyak masalah cedera baginya di masa depan. Bahkan Henderson pun dibukakan pintu keluar dari Anfield saat Brendan Rodger mengambil alih kursi kepelatihan Liverpool. Namun semua itu tak menyurutkan semangat Henderson untuk membuktikan dirinya, membuktikan bahwa ia layak berada di salah satu klub tersukses di Liga Inggris dan layak memakai nomor punggung 14 peninggalan seorang Xabi Alonso.

Gaya bermain tanpa kenal lelah, mengkreasikan serangan, dan membantu pertahanan menjadi ciri yang ditunjukkan Henderson di lapangan. Kemampuannya sebagai Box to Box Midfielder (pemain tengah yang berperan untuk melakukan skema serangan sekaligus membantu pertahanan) benar-benar menjadi roh lini tengah Liverpool. Bermain 37 kali, 36 kali menjadi starting line up, 1 kali masuk sebagai pemain pengganti, dan tak pernah sekalipun digantikan selama musim 2014-2015 sudah menjadi gambaran betapa pentingnya sosok Henderson bagi Liverpool. Bermain menjadi starter 36 kali dan tak pernah digantikan oleh pemain pengganti, gambaran yang sangat jelas bahwa Henderson memiliki stamina yang sangat baik meskipun bermain penuh determinasi selama 90 menit. Kemampuannya dalam membantu dan mengkreasikan serangan Liverpool terlihat dari 6 gol, 9 asisst, dan 57 key pass yang dibuatnya selama musim 2014-2015.


Angka statistik yang menunjukkan bahwa Henderson benar-benar menjadi nafas lini tengah Liverpool saat ini, dan statistik yang berlawanan ketika musim pertamanya di Liverpool, tercatat 37 kali bermain tetapi hanya mencatatkan 2 gol dan 2 asisst. Meski piawai dalam menyerang, Henderson juga memiliki kemampuan bertahan yang cukup tangguh. Tercatat selama musim 2014-2015, Henderson melakukan 71 kali clearance, 32 kali intercept, dan 7 kali blocking. Peran yang sungguh luar biasa bagi lini tengah Liverpool di musim 2014-2015.

Henderson tak hanya berkontribusi luar biasa bagi lini serang, tetapi dia juga berkontribusi besar saat Liverpool dalam kondisi bertahan. Peran Box to Box Midfielder pun berhasil ia jalankan dengan sangat baik.  Musim yang telah menjawab berbagai kritikan tentang dirinya diawal karir kepindahannya ke Liverpool. Usaha dan kerja keras yang membuahkan hasil bagi Henderson, yang ingin membuktikan bahwa dia pantas bagi Liverpool. Kini Henderson pun sudah menjadi salah satu pilar lini tengah dari Timnas Inggris. Bahkan ia tampil bersama Timnas Inggris di Piala Dunia 2014 lalu.


Musim 2015-2016 memang belum bergulir, tetapi fans Liverpool tentu sudah tau bahwa musim depan Kapten kebanggaan mereka, Steven Gerrard sudah tak lagi bersama mereka. Gerrard memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya bersama Liverpool dan memilih untuk bergabung dengan LA Galaxy di MLS musim depan. Teka-teki tentang siapa pengganti Gerrard di lini tengah Liverpool, sekaligus menjadi Kapten tim sepertinya mulai menemukan titik terang. Brendan Rodgers yang bahkan sudah mempercayakannya menjadi wakil dari Steven Gerrard menggantikan Daniel Agger yang hengkang diawal musim, performa yang ditunjukkannya bagi lini tengah Liverpool di musim 2014-2015 sekaligus musim perdananya sebagai wakil kapten, bahkan Brendan Rodgers mengatakan, “Henderson adalah pemuda yang fantastis, ketika Steve (Steven Gerrard) tidak ada di lapangan, ia adalah pemimpin yang nyata bagi kami, tidak ada keraguan bahwa dia bisa menjadi kapten Liverpool”. Kini Henderson sudah memiliki prospek karir yang cerah di Liverpool, bahkan banyak yang menilai bahwa dialah “Pengganti Sang Legenda”. Kini yang perlu dia lakukan hanyalah bermain sebaik mungkin, mempertahankan dan meningkatkan peformanya, maka bukan tidak mungkin bahwa Henderson benar-benar jawaban dari hengkangnya sosok Steven Gerrard musim depan, sebagai kapten atau bahkan mungkin sebagai calon legenda berikutnya.



Ditulis oleh : Nugraha Eka Putra
Twitter penulis : @putraworld